CIAMIS – Situs jejaring sosial Facebook kembali memakan korban. Seorang siswi SMPN I Rajadesa bernama Nunung Nurhayati (15) hilang sejak Senin, 1 Februari lalu. Diduga, warga Kubangsari RT 3 RW 8 Desa Sirnabaya Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis itu dibawa kabur pria yang dikenalnya lewat Facebook.
Belakangan diketahui pria tersebut bernama Tat (19) warga Dusun Cigoong RT 5 RW 2 Desa Sirnabaya Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis. Orang tua Nunung, Titin (35) dan pihak sekolah pun melaporkan Tat ke Polisi Sektor (Polsek) Rajadesa dan Pemerintah Desa Sirnabaya. Hingga kemarin, nasib Nunung belum diketahui.
Kepala Desa Sirnabaya Mamat Rohmat saat dihubungi Radar via handphone menjelaskan, Nunung menghilang dari sekolahnya sejak Senin (1/2) sekitar pukul 09.00 di saat jam pelajaran. Berdasarkan keterangan pihak sekolah, kata Mamat, saat itu ada tukang ojek mendatangi SMPN I Rajadesa. Dengan mengaku sebagai paman korban, tukang ojek itu ingin menjemput Nunung. Alasannya, orang tua Nunung sakit keras di rumahnya. Sejak dijemput itu lah Nunung tidak kembali lagi ke sekolah hingga kemarin.
“Kami awalnya mendapat laporan kehilangan dari pihak sekolah,” terangnya.
Lanjut Mamat, pemerintah desa pun mencari Nunung ke rumah orang tuanya di Kampung Kubangsari Desa Sirnabaya. Di rumahnya pun Nunung tidak ada. Apalagi, anak baru gede (ABG) itu dititipkan ke pamannya, Samsu (40) di Desa Bayasari Kecamatan Jatinegara Kabupaten Ciamis. “Kami pun mendatangi rumah pamannya. Namun tetap dia (Nunung) belum ditemukan juga,” ucapnya.
Akhirnya, orang tua Nunung, Titin melapor ke Polsek Rajadesa. Lalu petugas polsek bersama pemerintah desa mencari Nunung ke tempat lain. Yakni tukang ojek yang menjemputnya di sekolah. Petugas menemukan tukang ojek tersebut di pangkalan ojek Rajadesa.
Dugaan Nunung dibawa kabur pria sedesanya itu muncul dari pengakuan tukang ojek tersebut. Kata Mamat, tukang ojek itu mengaku menjemput korban karena disuruh seseorang bernama Tat warga Dusun Cigoong. Dia mengaku-ngaku sebagai paman Nunung juga atas perintah Tat.
“Tukang ojek itu mengaku hanya disuruh mengantarkan korban ke Panawangan. Di sana Tat sudah menunggu. Setelah itu tukang ojek dibayar dan disuruh pulang lagi,” jelas Mamat.
Pencarian pun dilanjutkan ke rumah orang tua Tat, Lili di Dusun Cigoong. Di sana, pemerintah desa dan pihak sekolah pun tidak menemukan Nunung dan Tat. Bahkan orang tua Tat mengaku anaknya yang pekerja serabutan itu juga sudah lama pergi tanpa alasan jelas.
“Hingga sekarang masih tanda tanya besar kenapa Nunung dibawa Tat,” kata Mamat, heran.
Kapolres Ciamis AKBP Agus Santoso SIK didampingi Kabag Binamitra Kompol H Yudi Saprudin SH membenarkan telah menerima laporan kehilangan siswi SMPN 1 Rajadesa. ”Namun kami masih menyelidiki apakah dia dibawa pria kenalan lewat Facebook atau SMS. Atau dibawa pacarnya sendiri,” jelas Kabag Binamitra Kompol H Yudi Saprudin SH.
Kabag binamitra mengimbau kepada orang tua agar intensif mengawasi anak gadisnya. Dia menyarankan orang tua tidak memberikan handphone mewah kepada anaknya. Apalagi anaknya itu jauh dari pengawasan orang tua. “Sementara pihak guru juga harus lebih intens mengawasi siswanya. Siapapun yang menjemput ke sekolah harus diketahui identitas penjemputnya. Saran ini menurut kami harus diterapkan di sekolah,” imbau Yudi.
Secara terpisah, Wakil Ketua DPRD Ciamis Didi Sukardi menyarankan, untuk mencegah kejadian serupa, pihak sekolah sebaikanya menerapkan aturan bahwa siswa dilarang bawa HP ke kelas. “HP dititipkan saja ke pihak sekolah. Bila perlu ada petugas khusus yang menangani penitipan HP,” tandas Didi. (isr)
Sumber : Radar Tasikmalaya
Categories:
Softskil